Selasa, 26 Juni 2012

kelinci daan serigala


Disebuah hutan yang rimbun hiduplah sekelompok kelinci ,mereka hidup sangat rukun dan tempat tinggal mereka sangat berdekatan .setiap hari mereka selalu bernyanyi dan menari hidup mereka sangaatlah bahagia,,,tapi berberapa hari kemudian kebahagiaan itu akan hilang karena mereka tidak tahu kalau ada seekor serigala yang selalu memerhatikan gerak gerik mereka,serigala ini sangatlah ganas dan lapar..suatu hari salah satu kelinci itu pergi untuk mencari makan dan pergi cukup jauh dari tempat tinggalnya,,sewaktu kelinci itu mau pulang seekor serigala yang lapar tadi menghalanginya lewat dan kelinci itu langsung lari tapi karena serigala itu larinya sangat kencang kelinci itupun berhasil dikejarnya kelinci yang malang itu ketakutan dan meminta ampunan sang serigala
“wahai serigala yang baik ampunilah saya dan biarkan saya pergi”kata kelinci memelas.
Sang serigala tak menghiraukan ucapan kelinci itu dan lagsung memakannya.setelah kenyang serigala itu pergi di bawah pohon yang rindang untuk beristirahat.menjelang sore keluarga kelinci yang dimakan oleh serigala tadi sangat cemas dan mencari disekitar kampungnya tapi tetap tidak menemukannya.kejadian kelinci yang dimakan oleh serigala tetap saja berlangsung setiap hari dan jumlah kelinci yang ada di pemukiman itu berkurang tiap harinya. para kelinci itu tidak tahu penyebab hilangnya anggota mereka yang mereka tahu kampung mereka aman dari binatang yang buas,,lalu para kelinci mengadakan perundingan ,didalam perundingan itu membahas masalah kelinci yang hilang begitu saja..lalu ada salah satu kelinci bersuara:
”mungkin mereka diterkam singa”kata kelinci itu.
”tidak mungkin”kata kelinci ke Dua menyanggah
..setelah itu mereka memutuskan bahwa salah satu dari mereka harus pergi keluar kampung untuk menyelidiki penyebabnya,
”tapi siapa yang mau pergi”salah satu kelinci berkata
semua pada ribut siapa yang akan pergi.. lalu ada salah satu kelinci yang berkata”biar q saja yang pergi”.langsung semuanya terdiam dan berkata”kamu akan mati”
Kesokan harinya kelinci yang pemberani itupun pergi meninggalkan kampungnya..karena merasa sudah cukup jauh dia pun beristirahat dan kembali pulang dalam perjalanan pulang dia di terkam oleh serigala ,,
”aung mau kemana kamu kecil”ucap serigala.
“Tolong ampuni aku”kelinci memohon.,
”kau sama saja seperti temanmu yang lain selalu meminta ampun”ucap serigala.
”jadi kamu yang memangsa teman teman ku”tambah kelinci
“kau hanya berani sama binatang kecil tak berdaya,kalau berani ayow kejar aku dulu setelah kau mendapatkanku kau boleh memakan ku”ucap kelinci menantang
“hmmm,baik kalau itu permintaanmu yang terakhr”kata serigala
Setelah itu serigala melepaskan kelinci itu dan kelinci langsung lari secepat mungkin ,serigala mengejarnya ,tapi karena kelinci larinya berkelok kelok membuat serigala susah menangkapnya.kelinci punya ide untuk membawa serigala menuju ke tempat sekumpulan gajah.setelah sampai ketempat gajah kelinci itu lari diantara kumpulan tersebut serigala mengikutinya . para gajah ikut berlarian karena kaget dan ada yang jatuh ,tanpa sengaja tubuh gajah itu menimpa serigala hingga gepeng dan mati seketika..setelah itu kelinci kembali pulang dan menceritakan semuanya kepada kelompoknya dan mereka pun hidup bahagia di hutan selamanya tanpa ada lagi yang memangsa mereka.

By :sitowell

baca selanjutnya ..

Senin, 25 Juni 2012

anak manja yang nakal


“Disebuah desa hiduplah seorang keluarga yang mempunyai anak bernama lia dia adalah anak tunggal dari pasangan bapak wahyu dan ibu mirna,kehidupan mereka sangatlah berkecukupan dan setiap anak perempuannya ini meminta sesuatu kedua orang tuanya selalu memberikannya walaupun semahal apapun harga barang yang dimintanya karena sering dimanjakan oleh kedua orang tuanya ini lia pun jadi seorang yang manja dan pemarah jika keinginnanya ini tidak terpenuhi ..suatu hari keluarga ini ditimpa masalah ,usaha yang digeluti oleh kedua orang tuanya bangkrut dan kehidupan mereka jadi pas pasan dan bahkan sampai kekurangan ,hari hari mereka sangat buruk makanpun tidak ada uang,,suatu hari anaknya ini meminta sesuatu dan kedua orang tuanya tidak bisa memberikanya karena tidak mempunyai uang,karena keinginnya tidak dapat tercapai dia marah marah dan melampiaskan kemarahannya ini dengan cara membanting barang barang yang ada dalam rumah, memukul dan menendang orang tuanya ,,kedua orang tuanya tidak berani memarahinya karena mereka sangat mencintai anaknya ini .setiap hari anakanya ini jadi seorang yang pemarah dan tidak bisa lagi menghormati orang yang lebih tua darinya ,dan suatu ketika salah satu dari orang tuanya mengalami kecelakkan sewaktu bekerja dan dia harus dirawat dirumah sakit ,ketika ibunya menyuruh anaknya untuk menemani ayahnya yang dirawat dirumah sakit dan dengan nada yang masih marah menolak perintah ibunya itu,,berhari hari ayahnya dirawat dan mengalami koma dan belum sadarkan diri ,setelah beberapa hari ayahnya pun telah menghembuskan nafas yang terakhirnya ,,setelah anaknya ini mendengar kabar kalau ayahnya telah tiada dia langsung meneteskan air matanya ,dia menangis sekencang kencangnya dan meyesali segala perbuatanya yang telah dilakkukan kepada orang tuanya dia lalu meminta maaf pada ibunya dan berjanji akan menadi anak yang baik.kini lia hanya tinggal bersama ibunya dan dia pun menjadi anak yang baik dan selalu menuruti omongan ibunya .”

by: sitowell

baca selanjutnya ..

Sabtu, 23 Juni 2012

bawang merah dan bawang putih

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.

baca selanjutnya ..